~ Si Jelita ~
Dia rapuh, 'tidak'.
'Iya', dia rapuh, namun tak ada seorang pun tahu, tak seorang pun memperhatikan,
Layaknya mentari yang menyala di waktu fajar hingga senja mengintip diujung latar,
Yang terus tetap bersinar tanpa sedikit perhatian.
Senyuman itu, tatapan sendu itu, kehangatan itu, terlukis tanpa cacat menghias di wajahnya yang lugu, tanpa apapun,
Tak ada pemerah bibir, tak ada pewarna mata hingga serbuk pupur pun tak terpoles di paras sederhana nan sayu.
Oh si jelita yang itu...
Semua orang pun tahu bahwa bibirnya takkan bergerak, hingga suatu perkara bertandang, dan menuntut sebuah kejelasan.
Oh si bunga itu...
Menyimpan cinta yang menggelora ditubuh mungilnya, kurus kering memikirkan sang cinta, merindu pada pemilik jiwa, kalut dalam kesunyian malam dan sepi dalam keramaian masa..
~A.n
Post a Comment